Selasa, 08 Februari 2011

Antioksidan Sehatkan Jantung

Antioksidan memberi manfaat bagi kesehatan jantung.

Selama ini mungkin Anda sering mendengar kata 'antioksidan' sebagai penangkal radikal bebas dalam tubuh. Di balik popularitasnya sebagai penangkal radikal bebas bagi kecantikan kulit, antioksidan ternyata juga bermanfaat melindungi kesehatan jantung.
 
Seperti dikutip dari laman Female First, suplemen antioksidan bermanfaat untuk meningkatkan elastisitas pembuluh darah. Kondisi ini baik untuk memperlancar metabolisme glukosa dan lipid atau lemak darah sehingga tekanan darah akan stabil.

Kesimpulan itu diperoleh melalui penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah pasien dengan risiko penyakit kardiovaskuler, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, HDL rendah, kolesterol atau merokok. Peneliti tidak melibatkan pasien yang memiliki kondisi jantung buruk, pernah mengalami serangan jantung, atau pernah menjalani operasi besar dalam enam bulan terakhir tidak dilibatkan.

Selama enam bulan, para pasien yang telah dibagi secara acak dalam beberapa kelompok diberi asupan suplemen berbeda sesuai kelompoknya.

Kelompok pertama menerima asupan antioksidan per hari. Kelompok kedua vitamin C 1000 mg/hari, dan kelompok ketiga menerima asupan vitamin E 268mg/hari. Ada juga yang menerima suplemen koenzim Q10 120 mg/hari atau selenium 200 mg/hari. Sisanya mendapat plasebo atau suplemen kosong setiap hari.

"Kontrol glukosa dalam darah meningkat pada pasien yang menerima antioksidan, kolestrol baik juga meningkat," kata Dr Carrie Ruxton, penasihat independen untuk Kesehatan Layanan Informasi Suplemen. Antioksidan alami bisa diperoleh dari sejumlah buah seperti kiwi, biji anggur, dan acay  berry.


sumber

Segelas Teh Bisa Atasi Dampak Buruk Makanan Cepat Saji

Kobe, Kandungan kolesterol dan kalori yang cukup tinggi pada makanan cepat saji merupakan penyebab kegemukan dan berbagai gangguan metabolisme dan jantung. Dampak tersebut bisa sedikit berkurang jika diimbangi dengan minum teh secara teratur.
 
Kegemukan dan gangguan metabolisme pada orang yang terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji terjadi akibat banyaknya kandungan lemak dan penggunaan minyak pada makanan tersebut. Sementara ancaman terhadap jantung umumnya dipicu oleh penggunaan garam, meski kolesterol juga sangat mempengaruhi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh para ahli dari Kobe University, terungkap bahwa konsumsi teh secara teratur bisa mencegah kerusakan pada sel darah akibat peningkatan kadar kolesterol jahat. Akibatnya risiko untuk terkena diabetes tipe 2 bisa berkurang.

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry itu menggunakan 2 jenis teh yakni teh hijau dan teh hitam. Keduanya sama-sama bisa memberikankan manfaat, namun teh hitam dikatakan lebih memberi efek perlindungan bagi jantung.

Manfaat teh yang bisa didapat menurut penelitian tersebut antara lain mencegah peningkatan kadar kolesterol jahat, kadar gula dan resistensi insulin. Ketiga kondisi tersebut merupakan faktor utama pemicu diabetes tipe 2 yang diakibatkan oleh pola makan yang tidak sehat.

"Minum teh bisa mencegah kegemukan dan membantu pengaturan kadar lemak dalam darah. Masalah-masalah tersebut merupakan dampak dari diet tinggi lemak," ungkap Dr Carrie Ruxton dari Tea Advisory Panel seperti dikutip dari Dailymail, Minggu (19/12/2010).

Berbagai penelitian sebelumnya telah mengungkap manfaat lain dari teh yakni menurunkan risiko serangan jantung, kanker dan gangguan saraf terutama parkinson. Pada remaja putri, teh juga membantu meningkatkan kepadatan tulang sehingga mengurangi risiko osteoporosis. (up/ir) -
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

 

Keliru, Jika Penderita Diabetes Lebih Suka Bubur dan Lontong

Selama ini orang yang terdiagnosa dengan diabetes banyak yang menghindari makan nasi tapi malah makan bubur atau lontong. Perilaku ini keliru karena bubur dan lontong justru lebih cepat menaikkan gula darah ketimbang nasi.
 
“Bubur dan lontong itu malah lebih cepat menaikkan gula darah ketimbang nasi. Karena semakin makanan mudah diolah pencernaan maka proses pembentukan gula darah akan semakin cepat,” jelas Dr Benny Kurniawan dalam acara Temu Media Siaga 140 di No Signboard Seafood Restaurant, Pasific Place, Jakarta, Kamis (23/12/2010).

Menurut Dr Benny, semakin utuh bentuk makanan maka grafik kenaikan gula darah akan semakin lambat. Sedangkan makanan yang sudah tidak utuh atau sudah diolah seperti bubur dan lontong justru lebih cepat menaikkan gula darah. Makanan yang lama diolahnya (karbohidrat kompleks) itu antara lain gandum utuh, beras merah, singkong, ketela, jagung.

Dr Benny juga mengatakan ada paradigma yang salah yang banyak beredar di masyarakat, salah satunya yang menyebutkan bahwa orang diabetes tidak boleh makan nasi. “Sebenarnya orang diabetes tetap boleh makan nasi, karena yang penting bukan nggak makan nasinya, tapi total kalori dan total karbohidrat yang ia makan,” lanjut Dr Benny yang merupakan dokter lulusan Fakultas Kedokteran UI.

Orang yang sudah terdiagnosa diabetes biasanya akan dirujuk dokter ke ahli gizi, agar pasien tersebut bisa menghitung jumlah kalori yang ia konsumsi.

“Pasien itu harus bisa jadi dokter itu dirinya sendiri. Pasien juga harus pintar menghitung kalori yang ia masukan ke dalam tubuh. Cara yang mudah adalah dengan carbohydrate counting,” lanjut Dr Benny.

Dr Benny menjelaskan, carbohydrate counting adalah cara untuk menyederhanakan penghitungan kalori yang selama ini dianggap rumit. Pada intinya, untuk penderita diabetes yang terpenting ada penghitungan kalori yang berasal dari karbohidrat.

“Gula darah naik turun itu kan yang utama dipengaruhi oleh karbohidrat, jadi agar mudah menghitung kalori, cukup dengan penghitungan kalori yang berasal dari karbohidrat. Jadi makan nasi sebenarnya sah-sah saja, asal dia pintar menghitung berapa kalori karbohidrat dari nasi tersebut,” kata Dr Benny.

Selain paradigma yang tidak boleh makan nasi, Dr Benny juga menyebutkan paradigma lain yang juga banyak beredar di masyarakat, yaitu anak gemuk yang terlihat lucu dan menggemaskan.

“Ya memang tampak lucu, tapi anak yang gemuk sejak kecil akan berpotensi besar mengalami diabetes di usia dini. Di Jakarta dan kota-kota besar orang mengalami diabetes dini sangatlah mungkin,” jelas Dr Benny.

Gaya hidup yang serba instan, sering makan makanan cepat saji, jarang bergerak merupakan faktor penting yang dapat membuat seseorang menderita diabetes, tak terkecuali orang yang masih muda.

“Dulu tren orang terkena diabetes di atas usia 40 tahun, tapi sekarang di bawah usia 35 atau bahkan di usia kepala dua juga bisa kena diabetes. Penyebabnya karena anak dibiarkan kegemukan atau bahkan obesitas sejak kecil, akhirnya pas remaja dia bisa kena pre-diabetes dan bila tidak segera diatasi bisa kena diabetes seumur hidup,” tutup Dr Benny. Sumber: detikhealth.com

Bijaksana Mengonsumsi Gula

Siapa tak suka dengan rasa manis? Boleh dikata, bahkan tak ada seorang pun menolak jika harus menempatkan rasa manis sebagai pilihan utama pada menu yang dikonsumsi. Nah, sebagai salah satu rasa dasar, manis awalnya identik dengan gula. Dari alam, gula yang kita kenal sekarang, berasal dari tanaman tebu, bit, serta keluarga palma seperti kelapa dan aren.

Gula atau sukrosa adalah bentuk dari karbohidrat. Pada prosesnya, sukrosa mesti melalui pemurnian untuk menjadi gula kristal yang dikenal khalayak.

Untuk manusia, gula bagi sel-sel tubuh merupakan energi yang menggerakkan sel-sel. Gula pun membuat sel-sel otot bisa bergerak, enzim dapat membuat enzim, sel darah putih bisa melawan penyakit, dan lain-lain. Sejatinya, gula yang juga terkandung di dalam EJ, adalah energi untuk proses berguna bagi tubuh.

Hasil riset ilmiah menunjukan, antara 40 persen sampai dengan 60 persen total kalori kebanyakan orang diperoleh dari karbohidrat, khususnya kompleks, dan mengandung gula alami. Sekadar Anda tahu, karbohidrat kompleks mengandung kalori, vitamin, mineral, dan serat.

Sementara itu, perkembangan teknologi memang memunculkan beberapa temuan pemanis buatan. Misalnya, siklamat. Uniknya, siklamat memiliki kadar kemanisan hingga 200 kali gula alami.

Makanya, pemakaian siklamat dalam jumlah sedikit ketimbang gula alami, sudah menghasilkan rasa manis. Oleh karena itulah, pilihan pada siklamat sebagai pengganti gula alami kerap diambil oleh pelaku bisnis minuman maupun makanan. Dari segi biaya, lebih efisien menggunakan siklamat bukan?

Di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM) sudah menyatakan hal pemanis buatan itu. Keputusan Kepala Badan POM No HK 00.05.5.1.4547 tahun 2004 pasal 2 butir 2 menyatakan pemanis buatan digunakan pada pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan gula. Selain itu pemanis buatan sebenarnya hanya untuk penderita diabetes mellitus atau orang yang sedang diet saja (Peraturan Menteri Kesehatan No. 208 tahun 1985 pasal 10 ayat 4 dan pasal 11 ayat 2 butir c).

Kembali pada gula, pada akhirnya, sama tidak bijaksananya jika Anda mengonsumsi berlebihan. Soalnya, segala sesuatu yang berlebihan, ujung-ujungnya akan membawa banyak kerugian. Beragam penyakit, utamanya.

Pola makan berikut sikap tegas mengatur asupan gula ke dalam tubuh adalah cara paling tepat agar Anda tetap hidup sehat. Sumber: Kompas.com | Penulis: primus

SAYANGI JANTUNG ANDA

Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung diperlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksigen dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh.


Oleh sebab itu, jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah penyakit jantung koroner yang merupakan salah satu penyakit yang berbahaya yang bisa menyebabkan serangan jantung. Untuk itu, kita perlu mengetahui bagaimana cara agar jantung kita tetap sehat, apa yang harus dihindari, dan apa yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung.


Penyakit Jantung
Penyakit dapat mempengaruhi bagian mana pun dari jantung. Sakit jantung yang umum dikenal dan paling banyak diderita adalah penyakit jantung koroner atau penyakit arteri koroner. Penyakit ini paling sering menyebabkan serangan jantung yang bisa menyebabkan kematian. Penyebabnya adalah penyempitan pada pembuluh darah koroner, dimana pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot jantung. Penyempitan disebabkan oleh tumpukan kolesterol atau protein lain yang berasal dari makanan yang masuk dalam tubuh. 

Penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh darah koroner menjadi kaku. Kekakuan ini disebut aterosklerosis. Aterosklerosis terjadi jika terjadi penumpukan plak atau timbunan lemak pada dinding-dinding arteri. Selang beberapa waktu, plak dapat menumpuk, mengeras dan mempersempit arteri, dan menghambat aliran darah ke jantung.

Penyumbatan dalam satu arteri koroner atau lebih dapat menimbulkan serangan jantung secara tiba-tiba. Penyebabnya karena jantung membutuhkan oksigen melebihi dari yang tersedia sehingga memicu serangan jantung. Apabila otot jantung tidak mendapat oksigen untuk waktu yang cukup lama, jaringan di sekitarnya dapat rusak. Tidak seperti jaringan yang lain, otot jantung tidak mengalami regenerasi. Semakin lama serangannya, semakin banyak kerusakan pada jantung dan semakin besar kemungkinan meninggal.
Jika sistem kerja dari jantung rusak, irama normal jantung dapat menjadi kacau dan jantung mulai berdenyut tidak menentu atau mengalami fibrilasi. Irama tidak normal ini disebut sebagai aritmia yaitu penyimpangan dari irama jantung normal. Hal ini akan menyebabkan jantung tidak mampu optimal dalam  memompa darah ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, sel-sel otak dapat mati dan pasien pun tidak tertolong lagi.
Selain penyakit jantung koroner yang disebabkan karena penumpukan lemak di dinding arteri, ada juga penyakit jantung lain yang disebabkan kelainan sejak lahir seperti jantung yang tidak sempurna, kelainan katup jantung, dan kelemahan otot jantung. 

Penyebab lain adalah bakteri yang menyebabkan infeksi pada jantung.



Serangan Jantung


Serangan jantung adalah suatu kondisi ketika kerusakan dialami otot jantung (myocardium) akibat berkurangnya pasokan darah secara tiba-tiba pada otot jantung. Berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu arteri koroner tersumbat selama beberapa saat, bisa akibat spasme  (mengencangnya arteri koroner) atau akibat gumpalan darah (thrombus).Apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa jam saja dan otot jantung tersebut mengalami kerusakan secara permanen. Otot yang mati ini disebut infark.



Gejala Serangan Jantung

Gejala-gejala serangan jantung untuk setiap orang bisa berbeda. Keluhan yang muncul  mungkin dimulai dengan rasa sakit yang tidak jelas, rasa tidak nyaman yang samar, atau rasa sesak dibagian tengah dada. Terkadang, sebuah serangan jantung hanya menimbulkan rasa tidak nyaman yang ringan sekali sehingga sering disalahartikan sebagai gangguan pencernaan, atau bahkan lepas dari perhatian sama sekali.


Dalam hal ini, satu-satunya cara yang memungkinkan untuk mendeteksi serangan jantung adalah dengan pemeriksaan ECG (rekam jantung). Selain itu, serangan jantung mungkin menghadirkan rasa nyeri yang sangat, rasa sesak yang luar biasa, atau rasa terjepit pada dada, tenggorokan, dan perut. Gejala lain berupa keluar keringat panas atau dingin, kaki terasa sakit sekali dan rasa ketakutan bahwa ajal sudah mendekat. Bisa juga muncul rasa mual dan pusing bahkan sampai muntah. Yang lebih parah, pasien bisa sampai pingsan.


Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

  • Usia. Memasuki usia 45 tahun bagi pria, merupakan usia kerentanan mereka dan harussegera mengambil langkah yang tepat untuk mencegah datangnya penyakit jantung. Wanita mulai menyusul pria dalam hal risiko penyakit jantung setelah mengalami menopause. Risiko akan meningkat pada wanita di atas 55 tahun atau wanita yang mengalami menopause dini
  • Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.Riwayat serangan jantung didalam keluarga sering merupakan akibat dari kadar kolesterol yang tidak normal.
  • Diabetes.Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya kadar gula darah, namun karena kondisi komplikasi jantung mereka.
  • Merokok. Para perokok mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita penyakit jantung daripada bukan perokok.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi). Waspadai jika Anda penderita hipertensi.  Hipertensi yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
  • Kegemukan (obesitas). Gaya hidup yang buruk merupakan salah satu akar penyebab penyakit jantung. Mengimbanginya dengan kegiatan fisik merupakan salah satu langkah tepatl yang dapat diambil.
  • Stress. Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa, bila menghadapi situasi yang tegang, dapat terjadi arithmia jantung yang membahayakan jiwa.

Tips Mencegah Penyakit Jantung


Agar terhindar dari penyakit jantung koroner, lakukan hal-hal berikut:
  • Pola makan sehat. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung kolesterol tinggi. Seafood memiliki kandungan kolesterol tinggi yang dapat membahayakan jantung. Kurangi menyantap makanan yang digoreng yang banyak mengandung lemak. Makanan dapat diolah dengan cara direbus, dikukus atau dipanggang. Sebisa mungkin, produk makanan yang kita makan rendah lemak atau tanpa lemak. Pilih susu, keju, mentega atau makanan lain yang rendah lemak. Menggoreng dengan menggunakan minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang sedikit sehingga bisa menjadi pilihan bila harus mengolah makanan dengan cara digoreng. Selain menghindari makanan berlemak, hindari juga makanan dengan kandungan gula tinggi seperti soft drink. Jangan pula tertalu banyak mengkonsumsi karbohirat, karena dalam tubuh, karbohidrat akan dipecah menjadi lemak. Sebaliknya, konsumsi gandum dapat membantu menjaga jantung tetap sehat. Jaga pola makan tidak berlebihan agar terhindar dari kegemukan, karena seseorang yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 80 cm, berisiko lebih besar terkena penyakit ini.
  • Berhenti merokok. Mengisap rokok sangat tidak baik untuk kesehatan jantung, maka segera hentikan kebiasaan ini agar jantung tetap sehat.
  • Hindari Stres. Stres memang hal yang wajar dialami setiap orang. Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah. Maka, sangat baik bila kita bisa mencegah timbulnya stres.
  • Hipertensi. Problem hipertensi atau tekanan darah tinggi juga bisa menyebabkan penyakit jantung. Hipertensi dapat merusak  dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL (kolesterol jahat)  memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak.

  • Obesitas. Kelebihan berat atau obesitas dapat meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Menghindari atau mengobati obesitas atau kegemukan adalah cara utama untuk menghindari diabetes. Diabetes mempercepat penyakit jantung koroner dan meningkatkan risiko serangan jantung.

  • Olahraga secara teratur. Anda dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu berlebihan dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh. Usahakan luangkan waktu Anda untuk rutin berolahraga.
  • Konsumsi antioksidan. Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan endapan pada pembuluh darah yang dapat menyumbat pembuluh darah. Untuk mengeluarkan kandungan radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang akan menangkap dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam buah-buahan dan sayuran.
  • Keturunan. Seorang yang orang tua atau saudara kandungnya pernah mengalami serangan jantung sebelum usia 60 memiliki risiko lebih besar menderita penyakit ini. Karena itu, jika Anda memiliki kerabat yang pernah mengalami serangan jantung, sebaiknya Anda lebih berhati-hati dalam menjaga agar pola makan dan gaya hidup Anda dapat menunjang jantung sehat.


Sayangi Jantung Anda

Melihat berharganya organ jantung ini untuk kelangsungan hidup, maka segeralah perbaiki gaya hidup Anda agar tetap sehat. Ganti pola makan Anda dengan  makanan yang sehat, bergizi dan rendah kolesterol. Hindari merokok dan stres, serta berolahragalah secara teratur. Mulailah dengan gaya hidup yang sehat sejak hari ini untuk menyayangi jantung Anda. Semoga bermanfaat.


Sumber